Monday, October 26, 2015

Le’ Latin Vulgaire atau Bahasa Latin Populer pada Masa Gaule – Romawi // Part III

Penyerbuan suku bangsa lainnya

 Namun dengan kedatangan suku bangsa Hun, apa yang telah dibangun selama itu menjadi porak poranda, tanah pertanian dan pemukiman ditinggalkan. Kemudian suku bangsa Visigoth atau Wisigoth, melalui Italia, tiba pula di tanah Gaule; mereka menduduki wilayah Midi pada tahun 412. Suku bangsa Bourgonde demi menyelamatkan diri dari penyerangan kejam bangsa Hun ke wilayah Nibelungen, meniggalkan wilayahnya dan bermukim di Gaule. Sejak 443 mereka menetap di dareah sekitar danau Léman, dan secara pelahan melebarkan kekuasaan dan pengaruhnya ke arah Barat, Lyon, Franche-Comté, Bourgogne.
Ilustrasi bangsa Visigoth
Bagi Gaule, kerajaan Romawi sudah mulai lenyap sejak sebelum tahun 476. Selain Visigoth dan Bourgondes, suku bangsa ketiga berikutnya yang menduduki Gaule adalah bangsa Saxon. Mereka datang melalui laut selama abad 4 — 5 M; mereka menghancurkan daerah pantai selat la Manche dan laut Utara, sedemikian rupa sehingga wilayah yang diserang ini disebut Iitus saxonicum. Bangsa Saxon juga meninggalkan beberapa koloni di wilayah itu dan peninggalan mereka terlihat dalam nama-nama kota di daerah Picardie dan Normandie.

Namun kemudian suku bangsa Saxon ini dipanggil kerabatnya di Grande Great Britain (Inggris Raya) u_ntuk membantu mereka dalam atau mengambi-alih wilayah-wilayah baru di Inggris (sekarang), dan hal ini menguntungkan penduduk Gaule. Mereka yang tersisa, karena berlainan bahasa dan budaya, menjadi kurang bergaul dengan penduduk setempat yang yang sudah ada lebih dahulu. dan akhirnya mereka mengisolasi diri di semenanjung Barat, yafig kurang penduduknya dan disebut selama kekuasaan Romawi sebagai jazirah Armorica. Dengan bertahan dan bermukimnya mereka (Saxons-Bretons) ini di daerah tersebut, maka akhirnya lama kelamaan daerah tersebut dinamai Bretagne dari nama Breton, kerabat Saxon.

Suku Bangsa Francs
Invasi suku bangsa Frank mengakibatkan terbentuknya perbatasan wilayah bahasa antara bahasa-bahasa Germanik (bahasa Fiamand atau Vlaams, dalam bahasa Indonesia disebut sebagai bahasa Belanda) di satu sisi, dan di sisi lain, bahasa Perancis, yang tetap masih bertahan sampai saat ini. Garis pemisah di antra kedua anak bahasa tersebut terletak di wilayah Belgia sekarang dari Barat ke Timur.

Pada masa itu, di sebelah Utara batas pemisah yang digunakan adalah bahasa Germanik, dan di luar wilayah tersebut walaupun sebenarnya kolonisasi suku bangsa Frank sangat kuat kemudian, namun pengaruh bahasa Germanik terasa masih sangat kental. Kota-kota di daerah Picardie, Alsace dam Lorraine, menjadi bukti dari peninggaian bahasa Germanik; sementara di wilayah ke Selatan nama kota berbau Germanik menjadi lebih berkurang. Setelah kolonisasi Frank meiemah di wilayah tersebut, pengaruh Germanik tetap masih terasa , khususnya di koloni-koloni militer. Sebaliknya, di pusat-pusat kebudayaan yang utama, di semua kota besar masyarakat tetap berbahasa Latin atau Celtik.

Demi alasan politik, raja Clovis beruha mendekati kelompok gereja. Ketika ia dinobatkan menjadi raja, Clovis masuk ke gereja Romawi/Roman, ia memperoleh dukungan dari penguasa Gallo-Roman di dalam usahanya untuk mengambil aiih kekuasaan /kekuatan suku bangsa Visigoth yang merupakan keturunan bangsa Arya. ltulah sebabnya ia masuk ke agama dan gereja Katolik/ Kristen yang menggunakan bahasa Latin. Dengan demikian, suku bangsa Frank menerima bahasa Latin sebagai bahasa gereja. Peristiwa ini merupakan kemenangan bahasa ‘Roman. Selanjutnya raja-raja dinasti menghapuskan perbedaan antara pemimpin militer yang berasal bangsa Frank dan kelashbangsawan berasal dari Gallo-Roman.

Sejumlah besar kata yang berasal dari bahasa Frank masuk ke dalam bahasa Perancis. Sebagian besar peristilahan militer menjadi bahasa Frank, misalnyat ép/eu berasal dari speut yang sekarahg menjadi pique; broigne dari bahasa Germanik brunnja (Jerman: brune). Demikian halnya kata-kata I’aIleu dan le fief berasal dari Germanik.

Tetapi yang paling mencolok adalah adanya bilinguisme dalam terminologi politik dan administrasi, berkat kerjasama antara petinggi militer Gallo-Roman, misalnya kata-kata seperti: roi, duc, comte yang berasal dari bahasa Latin (pada zaman Mérovingien mereka masih ragu antara comes (L.) yang dalam bahasa Perancis modern adalah comte, dan grafio (G. graaf), maréchal (G. marhskalk "kepala divisi kavaleri), sénéchal (siniskalk, kepala bagian rumahtangga) baron (sak/baro, "pegawai bawahan seorang cornte bidang hukum) yang mewakili keluarga istana, la cour (L. cohors) yang merupakan unsur tradisi Germanik.

Tradisi dan budaya hidup suku bangsa Frank adalah pertanian dan peternakan, oleh karena itu banyak kata yang berasal dari bahasa mereka yang tetap hidup meskipun mengalami perubahan, misalnyai la gerbe (dari gerba), le blé dari blad = fruit de champ, dalam pertanian; dan istilah kumpulan ternak dari bahasa Germanik: le folc dari folk atau le herde dari herda. Kebiasaan memelihara tanaman terlihat dalam kata-kata sbb: le jardin dan la haie. Beberapa nama tanaman pun berasal dari bahasa Frank: l’aune, l’osier, le houx, le cresson, /e troéne, dsb. Dalam hal tanaman, bangsa Frank akanmenggunakan istilah asli bagi tanaman yang banyak manfaatnya bagi mereka.Demikian pula halnya dengan burung-burung yang lekat dengan kehidupan mereka sehari-hari, nama aslinya dipertahankan: freux berasal dari frok, la mésange dari meisinga, hanneton dari hano yang berarti ayam jantan. Beberapa kata yang berkaitan pakaian juga berasal dari bahasa Franc: le frok dari hrokk,la poche dari pokko, le gant dari wantu, /e feutre dari filtir

Bangsa Frank juga memiliki perbendaharaan kata yang kaya untuk pengungkapan emosi, oleh karena itu dengan adanya pergeseran bahasa Frank ke Latin masa Gallo-Roman secara progresif dan pasifis, mereka tetap mempertahankan ‘istilah mereka, sejumlah < 400 kata Frankmasuk ke bahasa erancis dalam bidang ini. Dengan supremasi wilayah Utara Perancis berhadapan dengan wilayah Midi, maka sejumlah besar kata tentang ungkapan emosi ke wilayah" selatan perancis. .

Selain itu, bahasa Frank juga menyumbang beberapa suffiks ke dalam yang disebut bahasa Perancis modern, a.I:
-ard  -ald > aud ... inc > -enc > an ...
Bahasa Frank juga mengubah sistim fonetik, diwilayah Utara dan menyumbang beberapa konsonan.
Catatan:
Evolusi Bahasa Perancis terjadi selama dinasti Mérovingien sampai pada dinasti Carolingien.
Daftar Pustaka:
Chaurand,Jacques.1969. Histoire de la Langue Frangaise. PUF; coll. Que sais-je Paris.
Fischer, Steven Roger. 1999. A History of Language. Reaktion Book. London.
Walter, Henriette. 1994. French Inside Out. Routledge.2004. Robert Laffont; Paris.

Zink, Gaston. 1987. /’Ancien Frangais. PUF. coll. Que sais-je. Paris.

Sebelumnya --> Dari Latin Vulgaire ke I »Ancien Frangais »

No comments:

Post a Comment