Monday, July 22, 2013

Manajemen pengambilan Keputusan : Keputusan Terprogram dan Tidak Terprogram



Dalam teori pengambilan Keputusan dilakukan pengklasifikasian Keputusan pada dua jenis, yaitu keputusan yang terprogram dan tidak terprogram.” Setiap Keputusan tersebut memiliki perbedaannya masing masing. Untuk Iebih detailnya dapat kita jelaskan di bawah ini.

a. Keputusan Terprogram

Keputusan yang terprogram dianggap suatu Keputusan yang dijaIankan secara rutin saja, tanpa ada persoalan-persoalan yang bersifat krusial. Karena setiap pengambilan keputusan yang dilakukan hanya berusaha membuat pekerjaan yang terkerjakan berlangsung secara baik dan stabil. Dalam realitas Keputusan terprogram mampu diselesaikan ditingkat lini paling rendah tanpa harus membutuhkan masukan Keputusan dari pihak sangat terkait, seperti para middle dan top management. Jika dibutuhkan keterlibatan middle management ini hanya pada pelurusan beberapa bagian teknis. Contoh Keputusan yang terprogram adalah pekerjaan yang dilaksanakan dengan rancangan SOP (Standard Operating Procedure) yang sudah dibuat sedemikian rupa. Sehingga dalam pekerjaan di Iapangan para bawahan sudah dapat mengerjakannya secara baik apalagi jika disertai dengan buku panduan operasionalnya, adapun yang menjadi persoalan jika para bawahan belum mengerti secara benar, misalnya ada beberapa bagian yang tidak terjelaskan pada buku panduan. Dan biasanya apa yang tidak terjelaskan pada buku panduan tersebut maka di waktu yang akan datang akan dilakukan revisi atau semacam penyempurnaan konsep. Pada dasarnya suatu Keputusan yang terprogram akan dapat terlaksana dengan baik jika memenuhi beberapa syarat di bawah ini, yaitu: 

1.       Termilikinya sumber daya manusia yang memenuhi syarat sesuai standar yang diinginkan

2.       Sumber informasi baik yang bersifat kualitatif dan kuantitatif adalah Iengkap tersedia. Serta informasi yang diterima adalah dapai dipercaya

3.       Pihak organisasi menjamin dari segi ketersediaan dana selama Keputusan yang terprogram tersebut dilaksanakan.

4.       Aturan dan kondisi eksternal organisasi mendukung teriaksananya Keputusan terprogram ini hingga tuntas. Seperti peraturan dan berbagai ketentuan Iainnya tidak ikut menghalangi, bahkan sebaliknya turut mendukung.

5.       dan iain-Iain.

Keputusan yang tidak terprogram

Berbeda dengan Keputusan yang terprogram, Keputusan yang tidak terprogram biasanya diambil dalam usaha memecahkan masalah-masalah baru yang belum pernah dialami sebelumnya, tidak bersifat repetitif, tidak terstruktur, dan sukar mengenali bentuk, hakikat, dan dampaknya. Karena itu Ricky W. Griffin mendefinisikan Keputusan tidak terprogram adalah Keputusan yang secara relatif tidak ter struktur dan muncul Iebih jarang daripada suatu Keputusan yang terprogram.” Pada pengambilan Keputusan yang tidak terprogram adalah kebanyakan Keputusan yang bersifat Iebih rumit dan membutuhkan kompetensi khusus untuk menyelesaikannya, seperti top manajemen dan para konsultan dengan tingkat skill tinggi Contoh keputusan yang tidak terprogram adalah kasus-kasus khusus, kajian strategis, dan berbagai masalah yang membawa dampak besar bagi organisasi.

Teori pengambilan Keputusan : Keputusan Terprogram dan Tidak Terprogram
Teori pengambilan Keputusan : Keputusan Terprogram dan Tidak Terprogram

No comments:

Post a Comment