Tuesday, July 30, 2013

Hasil Amandemen Undang - Undang Dasar 1945


Undang-Undang Dasar 1945, pada saat ini telah mengalami perubahan atau amandemen sebanyak empat kali. Amandemen dilakukan karena ada kelenturan pada UUD 1945, dan hal ini bukan merupakan penyimpangan terhadap UUD 1945 itu sendiri. Tujuan dilakukannya amandemen ini adalah untuk memperkuat fungsi dan posisi UUD 1945 dengan mengakomodasikan aspirasi politik yang berkembang saat ini dengan menghubungkannya terhadap tujuan negara yang ingin dicapai. Amandemen dilakukan dengan landasan peraturan-peraturan yang berlaku.

Berdasarkan UUD 1945 Pasal 37 dinyatakan bahwa yang diberi wewenang untuk melakukan amandemen adalah lembaga perwakilan rakyat, yaitu MPR. MPR melakukan amandemen terhadap UUD 1945 dalam Sidang Umum MPR. Hal ini sesuai dengan tugas dan kewenangan MPR seperti tercantum dalam Pasal 3 Ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi, “Majelis Permusyawaratan Rakyat berwenang mengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar”.

Empat tahap amandemen terhadap UUD 1945 adalah sebagai berikut.

     1.       Amandemen pertama  pada siidang umum MPR  19 Oktober 1999

Pada amandemen pertama pasal-pasal yang mengalami perubahan adalah Pasal 5 Ayat 1, Pasal 7, Pasal 9, Pasal 13 Ayat (2), Pasal 14, Pasal 15, Pasal 17 Ayat (2) dan (3), Pasal 20, dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar 1945.

     2.       Amandemen kedua Sidang tahunan MPR diisahkam 18 agustus 2000
Pada amandemen kedua pasal-pasal yang mengalami perubahan dan penambahan adalah Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 19, Pasal 20 Ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A, Pasal 22B, Bab IXA, Pasal 25E, Bab X, Pasal 26 Ayat (2) dan Ayat (3), Pasal 27 Ayat 3, BAB XA, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal 28F, dan Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I, Pasal 28J, Bab XII, Pasal 30, Bab XV, Pasal 36S, Pasal 36B, dan Pasal 36C Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

     3.       Amandemen ketiiga Sidang tahunan MPR diisahkam 10 November  2001

Pada amandemen ketiga pasal-pasal yang mengalami perubahan dan penambahan adalah Pasal 1 Ayat (2) dan (3); Pasal 3 Ayat (1), (3), dan (4); Pasal 6 Ayat (1) dan Ayat (2); Pasal 6A Ayat (1), (2), (3), dan (5); Pasal 7A, Pasal 7B Ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6), dan (7); Pasal 7C, Pasal 8 Ayat (1) dan (2), Pasal 11 Ayat (2) dan (3); Pasal 17 Ayat (4), Bab VIIA, Pasal 22C Ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal 22D Ayat (1), (2), (3), dan (4); Bab VIIB, Pasal 22E Ayat (1), (2), (3), (4), (5) dan 6; Pasal 23 Ayat (1), (2) dan (3); Pasal 23A; Pasal 23C, Bab VIIIA, Pasal 23E Ayat (1), (2), dan (3); Pasal 23F Ayat (1) dan (2); Pasal 23G Ayat (1) dan (2); Pasal 24 Ayat (1) dan (2), Pasal 24A Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Pasal 24B Ayat (1), (2), (3), dan (4); dan Pasal 24C Ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

     4.       Amandemen keempat Sidang tahunan MPR diisahkam 10 Agustus 2002

Pada amandemen keempat pasal-pasal yang mengalami perubahan dan penambahan adalah Pasal 2 Ayat (1); Pasal 6A Ayat (4); Pasal 8 Ayat (3); Pasal 11 Ayat (1); Pasal 16; Pasal 23B; Pasal 23D; Pasal 24 Ayat (3); Pasal 31 Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Pasal 32 Ayat (1) dan (2); Bab XIV; Pasal 33 Ayat (4) dan (5); Pasal 34 Ayat (1), (2), (3), dan (4); Pasal; 37 Ayat (1), (2), (3), (4), dan (5); Aturan Peralihan dan Aturan Tambahan.

Dengan adanya amandemen terhadap UUD 1945, kita berharap konstitusi Indonesia makin baik dan  lengkap untuk menyesuaikan dengan tuntutan perkembangan dan kehidupan kenegaraan yang demokratis. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia adalah naskah yang terdiri atas pembukaan dan pasal-pasal. Pembukaan terdiri atas empat alinea dan pada batang tubuh terdiri atas 20 bab, 73 pasal, 3 pasal aturan peralihan, dan 2 pasal aturan tambahan. Amandemen UUD 1945 ini telah memperbarui dan mengubah sistem ketatanegaraan Indonesia yang sebelumnya berdasar pada UUD 1945 sebelum dilakukan amandemen.

Oleh MS. Faridy
Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 2009



Monday, July 29, 2013

Pembentukan Muka Bumi



1. Tenaga Endogen
Tenaga endogen merupakan tenaga yang berasal dari dalam bumi membentuk relief yang sifatnya membangun. Yang termasuk ke dalam tenaga membangun antara lain:

a. Gerak Tektonik (Tektogenesis)

Gerak tektonik atau disebut juga tektogenesis adalah gerak lapisan kulit bumi, baik secara mendatar ataupun vertical akibat adanya pengaruh dari gerakan dan sirkulasi magma dalam dapur magma secara terus-menerus. Gerak tektonik meliputi dua macam yaitu gerak epirogenesis dan gerak orogenesis.

1) Gerak Epirogenesis

Gerak Epirogenesis adalah gerak atau pergeseran lapisan kulit dengan arah vertikal baik ke atas maupun ke bawah dengan gerakan yang relatif lambat, berlangsung dalam waktu yang lama dan meliputi daerah yang luas. Berdasarkan arah geraknya, gerak epirogenesis dibagi dalam 2 macam, yaitu:

a) Epirogenesis Positif, yaitu gerak turunnya daratan sehingga permukaan laut kelihatan naik.
b) Epirogenetik Negatif, yaitu gerak naiknya daratan.

2) Gerak Orogenesis

Gerak Orogenesis adalah gerak atau pergeseran kulit bumi dengan arah mendatar baik berupa tekanan maupun tarikan yang relatif lebih cepat dan meliputi daerah yang sempit. Tekanan vertikal dan horizontal serta tarikan pada kulit bumi menyebabkan terjadinya dislokasi atau berpindah-pindahnya lapisan kulit bumi yang membentuk:

a) Pegunungan lipatan, seperti: pegunungan Bukit Barisan di Sumatra, pegunungan Kendeng dan Rembang di Jawa Timur.
b) Pegunungan patahan seperti Patahan Semangko di Bukit Barisan dan Patahan Lembang di Bandung.
c) Depresi kontinental (tanah turun/anjlokan), yaitu turunnya permukaan bumi menjadi lebih rendah dari daerah sekitarnya.

Gerakan-gerakan kerak bumi tadi dalam prosesnya menghasilkan bentuk-bentuk baru yang khas berstruktur diastropik yang disebut gejala diastropisme yang meliputi pelengkungan, pelipatan, retakan dan patahan.

1) Struktur Pelengkungan (Wraping)
Terjadi apabila lapisan kulit bumi mendapat tekanan dari tenaga endogen secara vertikal yang tidak merata, sehingga membentuk pola batuan di muka bumi yang berstruktur melengkung.

2) Struktur Pelipatan (Folding)
Terjadi karena adanya tenaga endogen yang tekanannya lemah pada lapisan batuan yang plastis dengan arah mendatar atau horizontal sehingga membentuk muka bumi yang berstruktur lipatan. Bagian puncak lipatan disebut antiklinal dan bagian lembah lipatan disebut sinklinal. Proses pelipatan tidak hanya sesaat tetapi berlangsung terusmenerus dalam kurun waktu yang lama sehingga membentuk beberapa macam lipatan.


Skema bentuk-bentuk lipatan. (Sumber: Ganeca Exact)
Skema bentuk-bentuk lipatan. (Sumber: Ganeca Exact)

a) Lipatan tegak/simetris
b) Lipatan miring
c) Lipatan menggantung
d) Lipatan isoklinal
e) Lipatan rebah
f) Sesar sungkup

Ada kalanya sebuah lipatan besar mengalami pelipatan lagi sehingga antiklinalnya bergelombang meliputi:
Sinklinorium ialah kumpulan sinklinal dalam sebuah lipatan
Antiklinorium ialah kumpulan antiklinal dalam sebuah lipatan

3) Struktur Retakan (Jointing)
Terjadi akibat adanya tenaga endogen yang kuat menekan lapisan kulit bumi yang memiliki ikatan lemah
dengan arah berlawanan sehingga membentuk muka bumi yang berstruktur retakan.
retakan
 4) Struktur Patahan (Faulting)
Terjadi karena lapisan batuan mendapat tarikan yang kuat dari tenaga endogen dengan arah simetris tegak, mendatar, miring dan memutar sehingga jenis batuan yang sama mengalami putus hubungan, atau kedudukannya tidak sejajar lagi dan salah satu jenis batuan hasil patahan berpindah tempat atau bergeser.



Bidang tempat retak atau patahnya lapisan kulit bumi disebut bidang patahan, sedangkan bidang patahan yang telah mengalami pergeseran disebut sesar (fault).
a) Sesar turun atau sesar normal
b) Sesar naik
c) Sesar sungkup
d) Sesar mendatar
e) Sesar menjauh
Macam-macam bentukan hasil patahan seperti di bawah ini:
a) Graben atau Slenk yaitu jalur lapisan kulit bumi yang lebih rendah dari lapisan sekitarnya.
b) Horst yaitu jalur lapisan kulit bumi yang meninggi terhadap lapisan sekitarnya.
c) Fleksur (tanah bungkuk) yaitu bentukan yang terjadi akibat tekanan yang kuat mendesak lapisan yang rapuh dan lapisan plastik. Pada bagian lapisan yang plastik membentuk tanah bungkuk.
d) Sesar tangga (Stef Faulting) yaitu seperangkat gejala sesar turun dengan arah lemparan yang sama.

b. Vulkanisme
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan magma dari lapisan dalam litosfer menyusup ke lapisan batuan lebih atas atau ke luar sampai permukaan bumi melalui rekahan kulit bumi atau pipa kepundan.

 Magma ialah batuan cair pijar bersuhu tinggi (sekitar 1.100°C) yang terbentuk dari berbagai mineral dan mengandung gas yang larut di dalamnya. Magma yang keluar sampai ke permukaan bumi disebut lava.
Gunung berapi adalah salah satu bentukan di permukaan bumi yang terjadi karena ada tenaga dari dalam bumi berupa peristiwa vulkanisme. Gunung api tidak hanya terdapat di daratan tetapi juga terdapat di dasar laut.
 Bentuk-bentuk gunung api tergantung pada kekuatan tenaga endogen yaitu tekanan gas, kedalaman dapur magma, luasnya sumber/dapur magma dan sifat magma (cair/kental). Dilihat dari bentuk dan terjadinya, gunung api ada tiga macam antara lain berikut ini.

1) Gunung Api Maar (Embryo)
Gunung api maar terbentuk karena erupsi eksplosif (ledakan yang luar biasa kuatnya) hasilnya bahan-bahan lepas/ padat. Contoh: Gunung Lamongan di Jawa Timur, Danau Atar di Sumatra Barat.
2) Gunung Api Kerucut (Strato)
Gunung api kerucut terjadi karena letusan dan lelehan secara bergantian, bentuk badannya seperti kerucut berlapis- lapis dan bahan yang dikeluarkan bahan lepas dan lava.
3) Gunung Api Perisai (Tameng)

Gunung api perisai terjadi karena lelehan maupun cairan yang keluar membentuk lereng yang sangat landai membentuk seperti perisai dengan sudut kemiringan lereng antara 1° – 10°. Bahannya adalah lava yang bersifat sangat cair. Contoh: Gunung Mauna Loa dan Kilauea di Hawai. Di Indonesia terdapat 400 gunung berapi, sekitar 129 buah masih aktif dan 70 buah di antaranya tidak menunjukkan letusan. Gunung api di Indonesia persebarannya dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1) Kepulauan Sunda, memanjang dari utara Sumatra, Jawa, Bali sampai Alor (termasuk sirkum mediteran)
2) Kumpulan Banda, muncul di dasar laut Banda dengan ketinggian lebih dari 100 meter (termasuk sirkum mediteran)
3) Kumpulan Minahasa dan Sangihe Talaud, gunung api yang sangat aktif (termasuk sirkum Pasifik) misalnya Gunung Soputan dan Gunung Lakon.
4) Kumpulan Halmahera, di bagian tengah antara Makian dan Tobelo, misalnya Gunung Api Tidore dan Maitara.
5) Kumpulan Bhontain, kumpulan gunung api besar di Sulawesi Selatan, tetapi sudah tidak aktif.

Gejala vulkanisme adalah berbagai bentukan yang menyertai peristiwa keluarnya magma dari lapisan dalam litosfer menyusup ke lapisan batuan lebih atas atau sampai ke permukaan bumi.
Berbagai bentukan muka bumi akibat gejala vulkanisme adalah:
1) Kaldera, yaitu kawah kepundan yang amat besar, luas dan bertebing curam, misalnya kaldera gunung Tengger (sekitar 8 Km).
2) Leher vulkanik, yaitu sisa magma yang membeku pada pipa kepundan yang lapisan tanah penutupnya terkelupas.
3) Dome Vulkanik, yaitu kubah di sekitar gunung berapi akibat dari instrusi magma menekan lapisan kulit bumi bagian atas dan terjadi pelengkungan.
4) Dataran lava, yaitu dataran tinggi atau plato yang berasal dari lava.
5) Bentuk kerucut gunung api yang terbentuk secara berlapis-lapis.
6) Meja Lava, yaitu permukaan bumi yang datar dan relatif lebih tinggi dari sekitarnya menyerupai meja
yang berasal dari lava.
7) Kawah Maar, yaitu kawah gunung api kecil yang telah mati dindingnya berbentuk lingkaran.

Menurut proses terjadinya, batuan dibagi tiga kelompok yaitu batuan beku, batuan endapan (sedimen), dan batuan malihan (metamorf).

1) Batuan Beku Berdasarkan tempat pembekuannya, batuan beku dibagi menjadi tiga macam antara lain:
a) Batuan beku dalam (plutonik/abisik) yaitu batuan yang tempat pembekuannya di dalam kulit bumi dan proses pembentukannya lambat sehingga membentuk kristal kasar. Contoh: diorit, granit dan gabro.
b) Batuan beku gang atau korok yaitu batuan beku yang tempat pembekuannya di lubang saluran magma (diatrema) atau pada celahcelah batuan kulit bumi dengan proses pembekuan relatif cepat sehingga bentuk kristalnya halus. Contoh: Aplit, Odinit, Posfir dan Periodit.
c) Batuan beku luar atau batuan beku lelehan yaitu batuan beku yang tempat pembekuannya di luar kulit bumi. Contoh: Andesit, Basalt, Batu Apung, Dasit, Liparit, dan Trocit.
2) Batuan Endapan (Sedimen)
Batuan beku dapat mengalami pelapukan karena pemanasan matahari, hujan, pendinginan, hembusan angin, aliran air, gelombang, dan oleh makhluk hidup. Serpihan-serpihan batu itu diangkut, kemudian diendapkan di tempat lain, mengeras sehingga menjadi batuan sedimen. Dilihat dari media yang mengendapkannya, batuan sedimen dibagi tiga macam yaitu:
a) Batuan Sedimen Aeolik (Aerik), yaitu batuan sedimen yang diendapkan oleh angin. Contohnya Tanah Los, Tanah Tuf dan Tanah Pasir di daerah gurun.
b) Batuan Sedimen Glasial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan oleh es atau gletser. Contohnya morena.
c) Batuan Sedimen Aqualis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan oleh air.
Contohnya:

(1) Breksi, yakni batuan sedimen yang terdiri dari batu-batu bersudut tajam yang sudah direkat satu sama lain.
(2) Konglomerat, yakni batuan sedimen yang terdiri dari batu yang bulat yang sudah direkat satu sama lain.
(3) Batu Pasir

Berdasarkan tempat diendapkannya, batuan sedimen terdiri atas:
a) Batuan sedimen teristis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di darat, misalnya tanah loss.
b) Batuan sedimen marine.
c) Batuan sedimen limnis, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di danau atau di daerah rawa, misalnya tanah gambut.
d) Batuan sedimen glasial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di daerah es, misalnya moreine.
e) Batuan sedimen fluvial, yaitu batuan sedimen yang diendapkan di sungai, misalnya pasir.
3) Batuan Malihan (Metamorf)
Batuan metamorf ialah batuan sedimen atau batuan beku yang telah mengalami perubahan bentuk dan sifat (metamorfosis).
a) Metamorfosis Termal/Kontak, yaitu batuan yang terbentuk karena perubahan suhu karena letaknya dekat dengan magma. Misalnya marmer berasal dari batu kapur dan Antrasit berasal dari batubara.
b) Metamorfosis Dinamo, yaitu batuan yang terbentuk karena perubahan tekanan. Misalnya batu sabah yang berasal dari tanah liat.
c) Metamorfosis Regional, yaitu batuan yang terbentuk karena faktor suhu dan tekanan yang bekerja bersamasama, serta adanya unsur-unsur batuan lain dan gas yang masuk pada waktu terjadi kontak dengan magma. Misalnya Gneis, Skis, dan Shale.

Pengarang  :Husni Thoyar
Penerbit : Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional 2011

Jenis Jenis Ideologi


Melalui tiga dimensi itu, suatu ideologi memiliki kemampuan untuk menjaga integritas nasional. Ketiga dimensi itulah yang menjadi ciri suatu ideologi dikatakan sebagai ideologi terbuka. Di dunia ini dikenal adanya beberapa ideologi yang dianut oleh negara-negara di dunia, antara lain sebagai berikut.

      1.       Komunisme 

Ideologi ini berasal dari ajaran Karl Marx. Paham komunis merupakan bentuk reaksi atas perkembangan masyarakat kapitalis dan sebagai hasil dari ideologi liberal. Liberalisme memunculkan masyarakat kapitalis sehingga mengakibatkan penderitaan rakyat. Oleh karena penderitaan rakyat tersebut, maka komunisme muncul sebagai reaksi atas penindasan rakyat kecil oleh kalangan kapitalis yang didukung pemerintah. Ideologi komunisme mendasarkan pada suatu keyakinan bahwa manusia pada hakikatnya hanya makhluk sosial saja sehingga hak milik pribadi tidak ada.
China sebagai salah satu negara yang masih Menerapkan iindeologi komunis ditengah dominasi kapitalisme
 Negara yang berpaham komunisme bersifat ateis bahkan bersifat antiteis, melarang dan menekan kehidupan agama. Nilai yang tertinggi dalam negara adalah materi sehingga nilai manusia ditentukan oleh materi.

      2.       Liberalisme

Liberalisme berasal dari bahasa Latin liber yang artinya bebas. Liberalisme adalah suatu paham ditegakkannya kebebasan bagi setiap individu serta memandang setiap individu berada pada posisi yang sederajat dalam hal kemerdekaan dan hak-hak dasarnya. Paham individualism liberalisme menempatkan individu sebagai makhluk yang bebas dan merdeka di atas segala doktrin dan politik.

Paham liberalisme berkembang dari nilai rasionalisme, materialisme, empirisme, dan individualisme. Rasionalisme, yaitu paham yang meletakkan rasio sebagai sumber kebenaran tertinggi; materialisme yang meletakkan materi sebagai nilai tertinggi; empirisme yang mendasarkan atas kebenaran fakta empiris (yang dapat ditangkap dengan indera manusia); serta individualisme yang meletakkan nilai dan kebebasan individu sebagai nilai tertinggi dalam kehidupan masyarakat dan negara. 

Liberalisme menjamin kebebasan individu dan manusia secara bersama-sama dalam mengatur negara. Prinsipnya adalah rakyat merupakan ikatan dari individu-individu yang bebas dan ikatan hukumlah yang mendasari kehidupan bersama dalam negara. Sebagai contoh, negara member kebebasan kepada warganya untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai dengan agamanya masing-masing, ataupun diberi kebebasan untuk tidak percaya terhadap Tuhan atau ateis. Negara liberal memberi kebebasan warganya untuk menilai dan mengkritik agama.

Oleh: MS. Faridy
Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 2009

Pentingnya ideology bagi suatu negara


Semua negara jelas memiliki ideologi, meskipun ideologi setiap negara berbeda-beda. Ideologi suatu negara itu dianggap penting karena dengan ideologi tersebut negara akan memiliki pegangan atau pedoman untuk mengenal dan memecahkan masalah kehidupan berbangsa dan bernegara. Ideologi mengandung konsepsi dasar kehidupan negara, dasar pikiran, dan gagasan tentang kehidupan yang lebih baik. Ideologi merupakan kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki dan diyakini kebenarannya oleh suatu negara sehingga menimbulkan tekad untuk mewujudkannya. Ideologi sebagai pedoman hidup bernegara dapat mempersatukan bangsa, memberikan rumusan situasi negara di masa lampau, masa kini, dan mengatur langkah strategis untuk mencapai masa depan.

Tidak ada suatu negara pun yang mencontoh program pembangunan dan kebijakan yang dilaksanakan suatu negara lain. Kehidupan di Negara maju dengan kebebasan berekspresi merupakan ciri dari sebuah ideologi. Ideologi dilaksanakan suatu negara di masa lampau, masa kini, dan mengatur langkah strategis untuk mencapai masa depan. Hal itu dikarenakan program pembangunan dan kebijakan pembangunan dilaksanakan dengan berpedoman pada ideologi negara yang bersangkutan.
Pengarang MS. Faridy
Penerbit Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional 2009
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara